Viralterkini.id, Jakarta – Meski dedel duel setelah rusuh akibat unjuk rasa beberapa hari, cadangan berbagai kebutuhan pangan Jakarta tetap aman. “Stop pangan Jakarta tetap aman. Warga tak perlu khawatir,” tandas Gubernur Jakarta, Pramono Anung, Senin (1/9).
Dia memastikan stok pangan Jakarta aman hingga Oktober. Kerusuhan sama sekali tidak mengganggu cadangan pangan. Aksi unjuk rasa di beberapa wilayah ibu kota dalam beberapa hari terakhir, tak mengganggu cadangan pangan.
Kepastian itu disampaikan terkait rumor yang menyebutkan, Jakarta mengalami masalah pangan. Isu tersebut sempat beredar beberapa waktu lalu. “Kemarin sempat beredar rumor pangan akan menjadi masalah. Di Jakarta, pangan cukup, bahkan sampai dengan Oktober akhir. Pangan di Jakarta sangat mencukupi,” tegas Pramono.
Ketersediaan stok pangan menjadi salah satu hasil pembahasan rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jakarta pada hari Senin kemarin. Dalam rapat itu hadir Ketua DPRD Jakarta Khoirudin, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri, dan Pangdam Jayakarta Mayor Jenderal TNI Deddy Suryadi.
Selain pangan, Pramono juga menyampaikan jumlah sekolah yang menerapkan pembelajaran dari rumah sebanyak 2.829 sekolah. Mereka belajar secara daring. Sekolah yang hybrid mencapai 346.
“Langkah ini ditempuh agar proses pendidikan tidak terganggu,” jelas Pramono.
Di sisi lain, dia menyebutkan total korban dalam unjuk rasa di Jakarta dalam beberapa hari terakhir mencapai 716 orang.
“Biaya-biaya ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Provinsi Jakarta,” ujar Pramono.
Korban unjuk rasa tersebut dirujuk ke berbagai rumah sakit. Rinciannya, RS Hermina Kemayoran, RS Kramat 128, RSAL Mintohardjo, RSPAD Gatot Soebroto, RS Polri, RSUD Koja, RSUD Budhi Asih, RS Pelni, dan RS Pusat Pertamina. Selain rumah sakit, rujukan juga dilakukan ke sejumlah puskesmas.
Selain itu, aktivitas pedagang Jakarta juga telah berjalan baik. Misalnya, di kawasan Matraman, Jakarta Timur setelah kericuhan sekitar Markas Polres Jaktim, Sabtu (30/8) dini hari. Sejumlah pedagang yang sebelumnya sempat menutup lapak, kini sudah kembali berjualan seperti biasa.
Kios makanan, pakaian, warung kelontong, dan pedagang kaki lima sudah menjajakan dagangan. Salah satu pedagang kaos kaki dan pakaian, Arman (59), mengaku lega dapat membuka kiosnya lagi, tanpa khawatir. “Saaya buka setiap hari dari pagi sampai pukul 17.00 WIB. Tapi pas ricuh saya tutup,” ujar Arman di Matraman. Dia kembali membuka took ssejak Minggu (31/8).
Dia mengaku sempat khawatir saat terjadi kericuhan sekitar Mapolres Metro Jaktim, namun kemudian berusaha untuk tetap tenang dan tidak terbawa suasana.
“Khawatir, ya tetap ada. Tapi kan kita tahu sasarannya polres. Saya tahu massa mengarah ke Polres Jakarta Timur,” ujar Arman.
Kekhawatiran Arman muncul ketika massa mulai dari pelajar hingga warga, mengarah ke polres. Namun, kekhawatiran itu tidak boleh berlebihan. Di sisi lain, dia mengakui pendapatan dari hasil jualannya berkurang karena menutup kios. Dia juga sudah pernah mengalami kerusuhan serupa tahun 1998. Jadi, dia lebih siap menghadapi situasi sekarang. (ma)