Viralterkini.id, Jakarta – Setelah lima tahun menulis dan merilis lagu sebagai musisi independen, Mudhofar akhirnya merilis album penuhnya yang pertama bertajuk _Monsters in My Head_— sebuah kumpulan 10 lagu tentang hal-hal yang sulit disampaikan tapi tetap memaksa untuk keluar dari kepala.
Selama dua tahun prosesnya berjalan diam-diam di studio milik Doddy (Kangen Band), tanpa label besar, tanpa deadline dari luar. Hanya suara-suara dalam kepala yang ingin diberi ruang. Album ini ditulis sendiri oleh Mudhofar, dan diproduksi bersama Izhall Poby, dengan satu track pembuka yang diproduseri oleh Dominggus Martua.
“Gue belum pengen bikin album galau. Justru banyak lagunya tentang kenapa seseorang bisa jadi redflag—dan kadang penyebabnya kita sendiri,” kata Mudhofar.


Album ini mengeksplorasi tema yang luas. “Bahagia Sebatas Pernah” ditulis setelah kepergian ibunya, “Sangkar” bercerita tentang mimpi yang dibatasi orang tua, “Monsters” jadi simbol dari overthinking yang tak kunjung diam, lalu “Tanpa Nama” menangkap cerita yang cuma terjadi sekali, lalu hilang. Salah satu lagu berjudul “Lepas Kandang” menghadirkan kolaborasi dengan musisi Diffa Chandra, yang juga menangani artwork album ini. Sementara band Meet After Five yang muncul diam-diam di track penutup, sebagai isyarat samar untuk apa yang akan datang selanjutnya.
Tiga lagu dari album ini telah lebih dulu dirilis sebagai “prolog”: “Peran Utama”, “Jalan Buntu”, dan “Lepas Kandang.”
Secara musikal, Monsters in My Head berakar pada pop bernuansa rock, namun dengan kebebasan eksplorasi yang tidak terpaku genre. Ada lagu yang terasa mentah, ada yang sangat rapi. Beberapa sangat personal, sisanya dibiarkan terbuka untuk ditafsirkan.
“Gue ngerasa ini bukan album yang harus dimengerti. Tapi mungkin bisa menemani. Apalagi kalau kalian juga sering berisik di dalam kepala sendiri.” (ma)