Viralterkini.id, Manila – Sebuah kapal Penjaga Pantai Filipina pada Selasa (16/9) telah bertabrakan dengan kapal Tiongkok dalam konfrontasi terkait sengketa wilayah di Laut Tiongkok Selatan (LTS). Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan maritim antara kedua negara.
Kapal Tiongkok dan Filipina Bertabrakan di Scarborough Shoal Doc: AFP/Philippine Coast Guard
Ket. Sebuah kapal Penjaga Pantai Tiongkok sedang menyerang kapal Filipina dekat Scarborough Shoal pada Desember 2023 lalu. Pada Selasa (16/9), kapal Penjaga Pantai Tiongkok dilaporkan kembali telah menyerang kapal Filipina dengan meriam air hingga melukai seorang awak.
Tabrakan antar kapal ini merupakan insiden terbaru setelah pada Rabu (10/9) pekan lalu Beijing secara sepihak mengumumkan rencana untuk menjadikan wilayah perairan Scarborough Shoal yang disengketakan sebagai cagar alam yang dilindungi untuk menjamin keanekaragaman, stabilitas, dan keberlanjutan.
Filipina dan sekutunya mengecam Tiongkok atas rencana tersebut, yang menurut mereka tidak ada hubungannya dengan promosi keanekaragaman hayati, melainkan lebih berkaitan dengan ekspansionisme.
Akibat insiden itu, baik Beijing maupun Manila saling tuduh sebagai pemicu tabrakan terbaru itu. Pihak Penjaga Pantai Tiongkok mengkonfirmasi salah satu kapalnya rusak akibat tabrakan ini.
Seorang juru bicara Penjaga Pantai Tiongkok menuduh Filipina telah secara ilegal mengerahkan 10 kapal untuk mendekati Scarborough Shoal dari berbagai arah, dan mengatakan pasukannya telah merespons dengan menggunakan meriam air.
“Penjaga Pantai Tiongkok secara sah menerapkan langkah-langkah pengendalian terhadap kapal-kapal Filipina yang telah menginvasi secara ilegal perairan teritorial Tiongkok di Huangyan Dao (Scarborough Shoal),” kata juru bicara Penjaga Pantai Tiongkok, Gan Yu.
Pada Selasa malam, Penjaga Pantai Tiongkok merilis pernyataannya sendiri yang mengatakan kapal Filipina telah dengan sengaja menabrak kapal Tiongkok.
Sedangkan juru bicara Penjaga Pantai Filipina, Jay Tarriela, menyanggah tuduhan Tiongkok dengan membeberkan versi berbeda tentang peristiwa tersebut, yang didukung oleh rekaman video, dalam sebuah unggahan di platform media sosial X.
Tarriela mengatakan sebuah kapal milik Dinas Pertanian dan Perikanan Filipina telah diserang dengan meriam air oleh dua kapal Penjaga Pantai Tiongkok hingga menyebabkan kerusakan dan seorang awak kapal itu mengalami luka ringan.
“Tindakan agresif Tiongkok ini berlangsung selama sekitar 29 menit, mengakibatkan kerusakan yang signifikan, termasuk telah memecahkan kaca dari jendela belakang anjungan dan kerusakan pada partisi kabin kapten serta melukai salah satu personel yang menderita luka-luka akibat terkena pecahan kaca,” kata Tarriela.
“Dua kapal Tiongkok menggunakan meriam air saat mengejar BRP Datu Gumbay Piang yang sedang mengirimkan ransum ke nelayan Filipina di dekat Scarborough Shoal yang dikuasai Beijing,” imbuh dia.
Menyusul insiden itu, sebuah kapal milisi maritim Tiongkok berusaha menyerang kapal Filipina tetapi serangan itu berhasil dihalau.
Tidak ada bukti video tentang tabrakan tersebut, meskipun salah satu klip yang dibeberkan Tarriela menunjukkan sebuah kapal Filipina terlihat bagian haluannya mengarah ke haluan kapal Tiongkok di dekatnya.
Ket. Sebuah kapal Penjaga Pantai Tiongkok sedang menyerang kapal Filipina dekat Scarborough Shoal pada Desember 2023 lalu. Pada Selasa (16/9), kapal Penjaga Pantai Tiongkok dilaporkan kembali telah menyerang kapal Filipina dengan meriam air hingga melukai seorang awak.
Insiden tabrakan terbaru itu terjadi setelah pada 11 Agustus lalu kapal Angkatan Laut Tiongkok bertabrakan dengan kapal Penjaga Pantai Tiongkok di Scarborough Shoal saat mengejar kapal patroli Filipina.
Seorang juru bicara Dewan Maritim Filipina mengatakan bahwa klaim Tiongkok tidak benar bahwa mereka telah mengambil tindakan pengendalian terhadap kapal-kapal Filipina, dan menambahkan bahwa ini merupakan sebuah contoh lain disinformasi dan propaganda Tiongkok.
Insiden ini adalah yang terbaru dalam serangkaian konfrontasi antara Tiongkok dan Filipina di jalur perairan penting tersebut, yang diklaim Beijing hampir seluruhnya meskipun ada keputusan internasional yang menyatakan pernyataan tersebut tidak memiliki dasar hukum. (AFP/ma)