Viralterkini.id, Jakarta – Dunia olahraga Indonesia berduka atas wafatnya Mayor Jenderal TNI (Purn) Dr. (HC) I Gusti Kompyang Manila, atau akrab dikenal dengan IGK Manila.
Tokoh yang dijuluki “Bapak Wushu Indonesia” itu menghembuskan napas terakhir di RS Bunda Menteng, Jakarta, pada Senin (18/8/2025) pukul 08.59 WIB.
Kabar duka ini menimbulkan rasa kehilangan mendalam, khususnya bagi masyarakat olahraga prestasi Indonesia.
Ketua Umum KONI Pusat, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman, menyampaikan ucapan belasungkawa dan penghormatan terakhir.
“Selaku Ketum KONI Pusat, mewakili masyarakat olahraga prestasi Indonesia, saya mengucapkan rasa duka cita yang mendalam,” ujar Marciano dalam keterangannya.
Marciano menegaskan, almarhum adalah sosok penting yang banyak berjasa dalam mengembangkan olahraga nasional.
“Terima kasih, apresiasi, dan penghormatan setinggi-tingginya kepada Bapak IGK Manila yang begitu banyak jasanya untuk olahraga prestasi Indonesia,” katanya.
Lebih jauh, Marciano menyebut IGK Manila sebagai sosok sentral di balik berkembangnya cabang olahraga wushu di Tanah Air.
“Beliau adalah Bapak Wushu Indonesia. Kini kita melihat bagaimana wushu berkembang pesat dan sering membuat Indonesia bangga lewat prestasi atlet-atletnya,” tambahnya.
Marciano juga menegaskan semangat juang IGK Manila akan terus diteruskan oleh generasi penerus olahraga nasional.
“Selamat jalan. Perjuanganmu untuk olahraga Indonesia akan kami lanjutkan. Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan,” pungkasnya.
Selain dikenal sebagai tokoh wushu, IGK Manila juga meninggalkan jejak panjang di dunia sepak bola Indonesia.
Ia pernah menjadi manajer Timnas Indonesia dan ikut berperan penting dalam meraih medali emas pada SEA Games 1991 di Manila.
Di level klub, kiprahnya pun tidak kalah gemilang. Almarhum berkontribusi dalam membawa Bandung Raya menjadi juara Liga Indonesia 1996.
Beberapa tahun berselang, ia sukses bersama Persija Jakarta yang tampil sebagai juara Liga Indonesia 2001.
Sejumlah kiprah itu menjadikan IGK Manila sebagai salah satu tokoh olahraga serbabisa, dengan pengaruh besar baik di tingkat nasional maupun internasional.
Julukan Bapak Wushu Indonesia disematkan bukan tanpa alasan. Awalnya, Manila mendapat mandat langsung dari Ketua Umum KONI Pusat kala itu, Jenderal Purn Surono Reksodimedjo.
Ia yang ketika itu menjabat sebagai wakil ketua kontingen Indonesia diminta menyiapkan cabang wushu untuk tampil di SEA Games 1993 Singapura.
Meski tidak memiliki latar belakang wushu, Manila bergerak cepat. Ia mencari informasi ke berbagai komunitas Tionghoa hingga mendapat dukungan dari Mediteransyah Masnadi, seorang pegiat Taichi.
Bersama Masnadi, ia mulai menyusun kepengurusan wushu Indonesia dan membangun komunikasi intensif dengan berbagai pihak, termasuk Departemen Dalam Negeri (Depdagri) dan Menko Polkam Laksamana Sudomo.
Upaya kerasnya membuahkan hasil. Wushu Indonesia terbentuk sebagai organisasi resmi dan berkembang pesat.
Hanya dalam hitungan tahun, cabang olahraga ini menjadi salah satu penyumbang prestasi internasional untuk Indonesia.
Atlet-atlet wushu Tanah Air berulang kali menorehkan medali di ajang Asia maupun dunia.
Kontribusi besar itulah yang membuat nama IGK Manila lekat dengan julukan Bapak Wushu Indonesia.
IGK Manila lahir di Singaraja, Bali, pada 8 Juli 1942. Ia merupakan lulusan Akmil 1964 dan meniti karier militer hingga pensiun dengan pangkat Mayor Jenderal TNI.
Di luar tugas militer, ia aktif mengabdikan diri di dunia olahraga, baik sebagai pengurus, manajer, maupun mentor bagi generasi muda.
Sepanjang hidupnya, Manila dikenal sebagai pribadi yang tegas, disiplin, namun hangat kepada atlet dan rekan sejawat.
Sosoknya dianggap mampu menjembatani dunia olahraga dengan berbagai institusi negara.
Kepergian IGK Manila meninggalkan duka mendalam, tetapi juga warisan besar berupa dedikasi dan perjuangan di dunia olahraga.
Peranannya dalam membangun fondasi wushu Indonesia, membina timnas sepak bola, hingga mengantar klub-klub besar meraih gelar juara akan selalu dikenang.
Bagi dunia olahraga Indonesia, IGK Manila bukan hanya seorang tokoh, tetapi juga inspirasi. Sosoknya menunjukkan bahwa kerja keras, dedikasi, dan semangat pantang menyerah mampu melahirkan prestasi membanggakan di kancah internasional.
Dengan berpulangnya IGK Manila, olahraga Indonesia kehilangan salah satu putra terbaik bangsa.
Namun, semangat dan jejak perjuangannya diyakini akan terus hidup dalam setiap langkah generasi penerus yang meneruskan perjuangannya di lapangan olahraga.
Redaksi turut berduka cita atas wafatnya Mayor Jenderal TNI (Purn) IGK Manila. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa.