beritaindo Seleknas Perdana Padel Indonesia Jadi Gerbang Menuju World Asia Cup 2025 di Doha


Viralterkini.id, Jakarta – Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Perkumpulan Besar Padel Indonesia (PBPI) menyelenggarakan Seleksi Nasional (Seleknas) guna membentuk Tim Nasional Padel Indonesia.

Ajang yang berlangsung selama tiga hari ini menjadi momentum bersejarah bagi olahraga padel Tanah Air, sekaligus batu loncatan menuju kejuaraan internasional World Asia Cup 2025 yang akan digelar di Doha, Qatar, pada 17–24 Oktober mendatang.

Sebanyak 18 atlet putra dan 13 atlet putri mengikuti seleksi dengan format pertandingan unik.

Dari proses ini, PBPI menargetkan memilih 10 pemain putra dan 10 pemain putri, ditambah masing-masing dua cadangan.

Kompetisi internal berlangsung ketat, menghadirkan atmosfer persaingan yang tinggi di antara para atlet yang tengah mengincar tiket menuju Qatar.

Pelatih kepala Timnas Padel Indonesia, Coach Okky Yonda, menjelaskan bahwa metode seleksi tidak hanya menekankan pada hasil pertandingan.

Pihaknya menggunakan sistem non-fixed partner, di mana setiap pemain berganti pasangan di tiap pertandingan dan hanya memainkan satu set per laga.

“Kita melakukan format non-fixed partner. Mereka bermain dengan pasangan berbeda-beda di tiap pertandingan dan hanya satu set per match,” ujar Okky.

Penilaian pun dilakukan secara holistik. “Tidak hanya soal menang, tapi juga teamwork, kesiapan mental, strategi, posisi main kanan atau kiri, serta ranking. Semuanya harus balance,” tambahnya.

Okky menegaskan bahwa target utama adalah memetakan kekuatan Asia, meskipun dirinya optimistis tim putri memiliki peluang besar lolos dari babak kualifikasi.

“Ini ajang pembelajaran untuk melihat standar internasional. Tapi kami yakin tim putri bisa memberi kejutan,” katanya.

Wakil Ketua Umum PBPI sekaligus pelatih, Coach Akash, menilai penyelenggaraan seleknas ini sebagai langkah penting dalam perkembangan padel Indonesia.

“Ini adalah timnas padel pertama Indonesia. Para pemain yang ikut seleksi adalah papan atas saat ini, bukan hanya dari satu-dua turnamen, tetapi dari SIRNAS dan kompetisi luar negeri lainnya,” ucapnya.

Menurut Akash, partisipasi di World Asia Cup bukan hanya soal prestasi, melainkan juga proses pembelajaran.

“Kami ingin anak-anak melihat level Asia seperti apa. Supaya ke depannya lebih siap dan terarah. Ini awal untuk memperkuat posisi di Asia Tenggara dan kelak bisa bersaing di SEA Games maupun Olimpiade,” ujarnya.

PBPI, kata Akash, mendapatkan dukungan moral dari KONI, KOI, dan Kemenpora meskipun masih bersifat mandiri.

Ia juga menyebut antusiasme Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir terhadap perkembangan padel sebagai sinyal positif. “Kami percaya ke depan akan ada lebih banyak perhatian,” katanya.

Dua pemain muda yang mengikuti seleksi, Skar Revilla dan Mike Tanoso, mengungkapkan keseriusan mereka mempersiapkan diri.

Skar yang berlatih di Bali menyebut seleknas sebagai kesempatan untuk membuktikan bahwa Indonesia mampu bersaing di panggung dunia.

“Saya sudah mempersiapkan diri lewat turnamen dan latihan rutin. Ini soal pengalaman, soal menunjukkan bahwa padel Indonesia bisa tampil di level internasional,” ujar Skar.

Sementara Mike menekankan fokusnya pada aspek fisik dan mental. “Saya perkuat fisik, pola makan, dan latihan rutin sebulan terakhir. Target saya jelas, masuk timnas dan tampil maksimal di Qatar,” ucapnya.

Keduanya sepakat bahwa persaingan di dalam negeri semakin ketat, dan itu menjadi tanda positif bagi perkembangan padel di Indonesia.

“Padel berkembang cepat. Kompetisi ketat, semua ingin jadi yang terbaik. Kami ingin menunjukkan bahwa padel Indonesia layak diperhitungkan di Asia,” kata Mike penuh semangat.

Para atlet menyebut peran Ketua Umum PBPI, Galih Dimuntur Kartasasmita, sangat besar dalam keberlangsungan seleknas ini.

Dukungan penuh dari Galih diyakini menjadi kunci keberhasilan pembentukan tim nasional pertama padel Indonesia.

“Pak Galih sangat mensupport seleknas ini. Beliau percaya Indonesia bisa bersaing di ajang World Asia Cup,” ungkap Skar.

PBPI menegaskan, keterlibatan Indonesia di ajang internasional bukan hanya mengejar prestasi jangka pendek, tetapi juga membuka jalan menuju pentas olahraga yang lebih besar.

Target jangka panjang mencakup SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade 2032 di Brisbane.

“Kalau di Olimpiade 2018 padel sempat jadi ekshibisi, kita berharap di 2032 bisa jadi cabang resmi,” tutur Coach Akash.

Bagi PBPI, seleknas ini lebih dari sekadar kompetisi internal. Momentum ini menjadi titik awal bagi padel Indonesia untuk menapaki kancah dunia, dimulai dari lapangan-lapangan kecil di Bali dan Jakarta hingga menuju Doha.

“Indonesia kuat di olahraga raket, dari bulu tangkis kita sudah juara dunia. Kenapa tidak padel?” pungkas Akash.

Dengan semangat para pemain, dukungan pelatih, dan antusiasme federasi, Indonesia menatap World Asia Cup 2025 dengan optimisme tinggi.

Seleknas perdana ini diharapkan bukan hanya menghasilkan timnas pertama, tetapi juga menandai lahirnya babak baru dalam sejarah olahraga padel Indonesia.